Hasil signifikan dari dikeluarkannya keputusan pemberhentian ekspor nikel tahun 2020 lalu sudah bisa dilihat secara nyata hanya dalam kurun waktu 2 tahun saja. Sesignifikan apa hasilnya? Yuk kita simak, pastikan jangan kaget ya sama datanya!
Menurut Meidy Katrin Lengkey, Sekretaris Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI):
“Kalau kita review dulu, sejak pemberhentian ekspor (bijih nikel) di tahun 2020 awal yang akhirnya kita dapat gugatan WTO. Sebenarnya, program hilrisasi nikel ini sudah teramat berhasil. Malah bagi kami ini terlalu over”
Bagaimana tidak dibilang “over”, pada tahun 2021 nilai ekspor nikel mencapai US$ 20,9 Miliar atau sekitar Rp 323 Triliun. Tidak berhenti disitu pada tahun 2022 Indonesia berhasil meraup US$ 33 Miliar atau sekitar Rp 514 Triliun dari hilirisasi nikel!
Jika dibandingkan saat masih mengekspor nikel dalam bentuk raw material, per tahunnya Indonesia hanya mendapatkan nilai tambah pada kisaran angka Rp 17 Triliun saja. Sangat jauh di bawah dari hasil saat ini bukan?
Hal ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya pabrik pengolahan nikel yang bermunculan di negeri kita. Hingga tahun 2023 ini ada sekitar 43 pabrik pengolahan nikel yang beroperasi dan masih terus bertambah. Diperkirakan pada tahun 2025, akan ada kurang lebih 136 pabrik pengolahan nikel. Semakin banyak maka akan semakin bagus pula flow pengolahan nikel di negeri kita.
Keberhasilan hilirisasi nikel juga didukung dengan angka konsumsi nikel dalam negeri yang semakin meningkat, bahkan di tahun 2023 ini Indonesia konsumsi nikel dalam negeri diperkirakan akan mencapai 145 juta ton dan akan terus meningkat hingga tahun 2025 bisa mencapai 400 juta ton per tahun.
Bukan mustahil cita-cita Indonesia untuk membangun Giga Battery Factory akan terwujud dengan angka-angka yang sangat menjanjikan ini. Apalagi Indonesia tercatat memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, tepatnya yaitu 52% dari total cadangan nikel dunia.
Dengan mempertimbangkan produk hasil turunan nikel yang beragam, Septian Hario Seto (Kemenko Marves), menargetkan nilai tambah hasil hilirisasi nikel di tahun 2023 bisa mencapai angka US$ 38 Miliar atau sekitar Rp 592,2 Triliun.
Baca Juga: Cara Menentukan Cut of Grade (COG) Nikel