Jumat, 25 November 2022
BATUBARA 2023 GIMANA? IKUT RESESI?
- Penulis : Tim Bawahtanah
- Editor : Tim Bawahtanah
Selama tahun 2022 saat dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi karena ketidakstabilan konflik kawasan dan efek pandemi Covid-19.
Indonesia malah tertimpa “durian runtuh” sepanjang tahun ini, bahkan neraca perdagangan pada maret 2022 memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah dikarenakan tingginya harga komoditas.
"Tingginya harga komoditas berpengaruh terhadap kenaikan penerimaan negara, baik dari pajak, bea cukai, maupun penerimaan negara bukan pajak [PNBP] pada kuartal I/2022,"
Ujar Askolani. Sektor yang menopang kenaikan pendapatan negara tersebut diantaranya batu bara sebesar 49,91 %, nikel 41,26 %, dan minyak kelapa sawit 16,72 %.
Lalu bagaimana ancaman resesi tahun 2023? apakah komoditas tambang, khususnya batubara masih akan baik-baik saja?
Sebelum menjawab apakah Batubara di 2023 masih akan bersinar, mari kita lihat beberapa faktor yang akan mempengaruhinya tahun depan.
- Pemerintah terus menggenjot transisi energi sesuai dengan milestone.
- Menurunnya demand, diakibatkan melambatnya ekonomi global.
- Ketegangan wilayah yang belum juga mereda dan berpotensi menyebabkan perang dunia, sehingga dapat menggangu supply chain.
- Badan Layanan Umum (BLU) yang memungut Iuran batu bara dapat mulai aktif pada 2023.
- Dan banyak tantangan lainnya.
Artikel Terbaru
Mengapa Pengawas Operasional Pertama (POP) Penting untuk Keselamatan dan Produktivitas Pertambangan
Selasa, 15 Oktober 2024
Strategi Penjadwalan Tambang Batu Bara Terbuka yang Efisien dan Berkelanjutan
Minggu, 13 Oktober 2024
Peran Loader, Hauler, dan Alat Support dalam Pertambangan: Highlights dari International Mining and Mineral Recovery Exhibition 2024
Senin, 09 September 2024