Penyebab perbedaan sifat fisik, persebaran, ketebalan, komposisi, dan kualitas batubara ternyata salah satunya dikarenakan Lingkungan Pengendapan! Beda kondisi lingkungan pengendapan maka beda juga karakteristik batubaranya. Nah, apa saja sih jenis-jenis lingkungan pengendapan yang bisa membuat perbedaan karakteristik batubara satu dengan lainnya?
Kriteria lingkungan pengendapan yang mendukung untuk pengendapan batubara diantaranya seperti:
Lokasi yang memenuhi kriteria tersebut diantaranya: Lingkungan paralik (pantai), dan Lingkungan limnik (rawa-rawa).
Menurut Diessel (1984) , lebih dari 90% batubara terbentuk di lingkungan limnik (area rawa-rawa yang berdekatan dengan pantai).
Ini dia 5 jenis lingkungan pengendapan batubara, simak sampai akhir! Diessel (1992) membagi lingkungan pengendapan batubara menjadi 5, yaitu:
1. Braid plain
Dataran aluvial intramountana lokasi terendapkannya sedimen kasar berukuran >2mm. Karakteristik batubara yang terendapkan:
2. Alluvial Valley and Upper Delta Plain
Transisi dari lembah dan dataran aluvial dengan dataran delta, biasanya melalui sungai stadium dewasa yang memiliki banyak meander.
Karakteristik batubara yang terendapkan:
3. Lower Delta Plain
Dibedakan dengan upper delta plain karena adanya tingkat pengaruh air laut saat sedimentasi (mempengaruhi kesuburan pertumbuhan tanaman, pengotor, dan komposisi kimia).
Karakteristik batubara yang terendapkan:
4. Backbarrier Strand Plain
Memiliki permukaan yang relatif lebih rendah terhadap muka air laut. Sehingga gambut akan terakumulasi dalam satu tempat dan tidak berpindah-pindah.
Karakteristik batubara yang terendapkan sangat dipengaruhi oleh regresi dan transgresi air laut.
5. Estuari
Rasio sedimentasi dengan energi pantai sangat rendah sehingga tidak akan terbentuk endapan delta. Ciri batubara yang terendapkan di lingkungan esturari biasanya sangat tipis dan penyebarannya tidak menerus.
Baca juga bagaimana cara Analisa Kualitas Batubara